Kamis, 28 Januari 2016

APA BILA WANITA MUSLIMAH JATUH CINTA




Wanita muslimah jatuh  Cinta?
Tiada yang pelik, mereka juga adalah manusia.
Bukankah cinta itu adalah fitrah manusia?

Mereka juga punya hati dan rasa.

Tetapi tahukah kalian betapa berbezanya mereka ketika cinta seorang lelaki menyapa hatinya? Tiada senyuman bahagia, tiada rona malu di wajah, tiada perasaan suka di dada. Namun sebaliknya.
Ketika wanita muslimah jatuh cinta, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tidak lagi suci
Yang ada adalah kegelisahan, kerana rasa yang salah arah. Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit.
Ketika wanita muslimah jatuh cinta, bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut.
Tiada kata-kata cinta dan rayuan. Yang ada adalah kekhuatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal ataupun mungkin yang tak akan pernah halal baginya.
Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tidak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh. Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya. Bahkan  jika cinta dia harus menghilang, maka itu pun akan dilakukan.
Alangka kasihannya jika wanita muslimah jatuh cinta, kerana yang ada adalah penderitaan. Tetapi saudari, bersabarlah. Jadikan ini ujian dari Rabbmu. Matikan rasa itu secepatnya. Pasang tembok pembatas antara kau dan dia.
Pasangkan duri dalam hatimu, agar rasa itu tidak tumbuh bersemai. Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap. Putarkan balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya.
Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu.
Saudari, janganlah khuatir kau akan kehilangan cintanya. Kerana jika memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu. Tetapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tidak menghendakinya, maka tidak akan boleh kalian bersatu.
Saudari, bersabarlah. Biarkan Allah yang mengaturnya. Maka yakinlah, semuanya akan baik-baik sahaja. Semuanya akan indah pada waktunya.
Walaupun telah ramai yang wanita muslimah (dan wanita baik yang lain) telah hanyut dan rosak dalam cinta dunia.. :(

Assalamu'alaikum…
Kepada calon imamku di masa depan . .
Apa kabar calon imamku?
Semoga Allah selalu menjagamu, memudahkan segala urusanmu dan mempercepat langkahmu menujuku.
Salam hangat dariku, untukmu yang kini sedang sibuk memperbaiki diri.
Pesan ini ku alamatkan ke rumah hatimu
Tempat yang nantinya bukan hanya sekedar aku singgahi.
Tapi aku akan menetap didalamnya
smile emotikon
.
Calon imamku, ketahuilah....
Jika pada saatnya nanti kau akan menemui wanita impianmu
Wanita yang selama ini selalu kau pinta dalam doa
Dia... wanita terbaik yang telah Allah pilihkan untukmu
Meski banyak yang lebih baik darinya, tapi untukmu dialah yang terpilih
Dia... wanita yang saat ini juga sedang sibuk memperbaiki diri
Wanita yang sedang berusaha istiqomah dengan hijabnya
Wanita yang sedang mempersiapkan segala bekal untuk mendampingimu
Wanita yang sedang berusaha menundukkan pandangannya, berhati-hati dengan lisannya, menjaga hati, tangan dan tubuhnya dari yang belum halal baginya
Wanita yang sedang membuktikan kecintaannya pada Rabb-Nya
Dia... Wanita yang sedang berjuang menggapai ridho dari Rabb-Nya
Kelak, karena dia... Kau memberanikan diri datang menemui ayahnya
Karena dia, kau datang membawa rombongan keluargamu untuk mengkhitbahnya
Dia... yang membuat jantungmu berdebar lebih kencang dari biasanya, dia yang membuatmu berkeringat dingin saat kau menyebut namanya dalam ijab qobul
Karena dia... Kau menunjukkan bukti cinta Dengan membuat perjanjian sakral di depan Allah, malaikat, dan manusia
Dia... yang setelah peristiwa sakral itu, Ketika tanganmu dan tangannya saling menggenggam Maka dosamu dan dosanya jatuh berguguran dari sela-sela jari tangan kalian
Dia yang jika kau memandangnya, dia menyenangkanmu
Dia yang patuh dan mencintaimu dengan setia
Calon imamku, sungguh aku masih dia.
Dia yang bersedia menjadi penggenap agamamu dan bersedia mendampingi perjuanganmu menuju jannah-Nya.
Kiriman @tetehnurul

Kamis, 07 Januari 2016

Masuk Surga Gara-gara Mengintip Wanita Yang Sedang Mandi


Alkisah di zaman Rasulullah, ada seorang pembantu Rasulullah SAW yang terbujuk rayu syetan untuk mengintip seorang wanita yang sedang mandi, Tsa'labah namanya. Namun, setelah merasa bersalah dan lari dari Rasulullah, dirinya malah dikabarkan malaikat Jibril bahwa dirinya masuk surga. Bagaimana bisa? Ini kisahnya...

***

Tsa'labah bin Abdurrahman adalah salah satu sahabat yang juga merupakan pembantu Rasulullah SAW. Suatu hari, Rasulullah SAW mengutusnya untuk suatu keperluan. Di tengah perjalanan, ia menengok ke salah satu pintu rumah sahabat Anshor dan dilihatnya seorang wanita yang sedang mandi. Iapun lalu mengintip berulang-ulang.

Syahdan, tidak berselang lama, Tsa’labah menyesal dan takut setengah mati. Dalam hatinya, bagaimana nanti apabila ada wahyu yang turun menceritakan kelakuannya itu ? Betapa malunya diriku!!

Iapun memutuskan untuk pergi dan tak akan kembali ke Madinah, Ia melarikan diri ke lembah gunung diantara Makkah dan Madinah , meninggalkan Rasulullah SAW.

Selama empat puluh hari Nabi kehilangan Tsa’labah. Kemudian datanglah Malaikat Jibril kepada beliau dan berkata:

“Wahai Nabi, Allah SWT telah berkirim kepadamu salam, dan Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya salah satu umatmu telah melarikan diri, dan sekarang berada diantara gunung ini dan itu. Dia selalu memohon perlindungan padaKu dari neraka”,”.

Nabi kemudian mengutus Umar bin al-Khatthab dan Salman Al Farisi (radliyallahu anhuma) menyusuri bukit dan gunung-gunung Madinah. Keduanya bertemu pengembala yang bernama Dzufafah, dan bertanya:

“Apakah kamu melihat seorang pemuda diantara gunung ini dan itu ?”

Zufafah menjawab: “Oooo, orang yang berlari dari neraka Jahannam itukah?”

Umar-pun gantian bertanya:

“Bagaimana engkau tahu kalau dia lari dari Neraka Jahannam?”

Jawab Zufafah: Apabila dia keluar dari gunung itu, selalu memegang kepalanya seraya berkata:

“Wahai Tuhanku, Cabutlah nyawaku, dan leburkan jasadku, dan jangan Engkau telanjangi aku di hari kiamat kelak !”

“Oh, betul. Itulah orang yang aku maksud” tukas Sayyidina Umar ra.

Ketiga sahabat itu lalu mengendus ke sebuah gunung. Pada tengah malam ketiganya melihat Tsa’labah keluar dari gunung seraya berkata sebagaimana yang diceritakan oleh Zufafah.

Umar ra. kemudian berlali mengejar Tsa'labah dan mendekapnya. Beliau berkata:

“ Aman, aman......... Dan Selamat dari Neraka. Aku Umar”.

Tsa’labah kemudian bertanya: “Wahai Umar, Tahukah Rasulullah akan dosaku?”.

“Aku tidak mengerti. Namun Nabi kemarin menyebut-nyebut mu, kemudian beliau menangis dan mengutus aku dan Salman untuk mencarimu” Jawab Umar.

“Wahai Umar !, jangan pertemukan aku dengan Rasulullah SAW, kecuali beliau sedang sholat , atau Bilal sedang Iqomah” Kata Tsa’labah.

Mereka lalu menuju ke Madinah, dan sampai disana sedangkan Rasulullah SAW sedang sholat. Ketiganya menempatkan barisan shaf berjama’ah. Namun ketika Rasulullah SAW membaca al-Qur’an dalam sholat tersebut, Tsa’labah tak sadarkan diri karena saking takutnya dengan Allah dan nerakaNya.

Usai sholat, Nabi bertanya pada Umar dan Salman:

“Wahai Umar dan Salman ! bagaimana keadaan Tsa’labah ?”.

Keduanya menjawab dengan serentak: “Itu, Tsa’labah wahai rasul.”

Nabi mendatangi Tsa’labah dan memanggilnya:

“Wahai Tsa’labah….!” Tsa'labahpun menatap rasul dan menjawab:

“Labbaika Ya Rasulallah..”

“Mengapa engkau meninggalkan aku Tsa’labah ?” tanya Rasulullah SAW.

“Karena dosaku wahai rasul………” jawab Tsa’labah.

“Bukankah aku telah mengajarkan kepadamu ayat yang menghapus dosa ?” kata Rasulullah SAW.

“ Betul, wahai Rasulullah” Jawab Tsa’labah.

“Berdoalah, RABBANA ATINA FIDDUNYA KHASANAH WAFILAKHIRATI HASANAH WAQINA AZABANNAR” . kata Rasulullah.

“Tapi dosaku amat besar wahai Rasulullah”. Sergah Tsa’labah.

“ Ayat Allah lebih besar, Tsa’labah !” Tegas Nabi.

Kemudian Rasulullah menyuruhnya pulang. Akan tetapi sampai di rumah Tsa’labah jatuh sakit. Delapan hari kemudian Salman bercerita pada Rasulullah SAW tentang sakitnya Tsa’labah.

Rasulullah seketika mengajak Salman menjenguknya. Sesampai di pembaringan Tsa’labah, beliau memangku kepala Tsa’labah. Namun ketika dia tahu, diturunkannya kepalanya dari pangkuan Rasul. Nabipun bertanya:

“Mengapa engkau turunkan kepalamu dari pangkuanku?”

“Karena kepalaku penuh dengan dosa wahai Rasulullah” Jawab Tsa’labah.

“Apa yang kau rasakan wahai Tsa’labah ?”

“ Seluruh kulit dan tulangku seakan-akan digerumuti semut wahai Rasul.” Jawab Tsa’labah.

“Apa yang kau inginkan Wahai Tsa’labah?”

Tsa’labah dengan cepat menjawab: “Ampunan Tuhanku”.

Kemudian datanglah Jibril pada Rasulullah SAW dan berkata:

“Wahai Muhammad, Allah telah membacakan untukmu salam. Dan Allah berfirman: “Andai hambaku ini datang kepadaKu dengan dosa sebesar bumi, niscaya akan aku datangkan pengampunanKu sebesar itu pula.”

“ Bolehkah aku beritahukan kabar ini pada Tsa’labah wahai Jibril ?” Tanya Nabi.

“Silahkan !” Jawab jibril.

Ketika kabar itu diberitahukan oleh Nabi, maka seketika Tsa’labah menjerit gembira, sampai meninggal dunia.

Rasulullah SAW kemudian memerintahkan para sahabat untuk memandikan dan mengkafani mayat Tsa’labah, kemudian Rasul dan para sahabat menyolatinya. Namun beliau selalu berjalan dengan jemari kakinya (jinjit , bahasa jawa). Sahabat pun bertanya tentang jalannya beliau, dan beliau menjawab:

“Aku tidak dapat berjalan menapak karena banyaknya sayap-sayap malaikat yang menyolati dan mengiringkan jenazah Tsa’labah”

Masyaallah.. Sungguh akhir yang sangat mulia.. Tsa'labah sangat menyesali dosanya kemudian diterima taubatnya.. Para malaikat mensholatinya dan mengantarkannya menuju syurgaNya..

***

Semoga dapat diambil hikmahnya...



Sumber: Ma'rifat Asshahaabah, Karya Abu Nuaim Al Asbahani
Diterjemahkan oleh: KH. Ubaidillah Shodaqoh

Wanita yang Taat Beribadah Namun Tidak Diijinkan Masuk Surga


Al-Kisah diceritakan, ada seorang wanita yang dikenal taat dalam beribadah. Dia sangat rajin melakukan ibadah wajib maupun sunnah. Hanya ada satu kekurangannya, ia tak mau berjilbab menutupi auratnya.

Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum, seraya menjawab: “Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab.” Sudah banyak orang yang menanyakan maupun menasihatinya. Tapi jawabannya tetap sama.

Hingga suatu malam ia bermimpi sedang berada disebuah taman yang indah. Rumputnya sangat hijau. Berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan bagaimana segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih. Airnya kelihatan melintas di pinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ada beberapa wanita di situ yang terlintas juga menikmati pemandangan keindahan taman.

Ia pun menghampiri salah satu wanita tersebut. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut. “Assalamu’alaikum saudariku…” “Wa’alaikum salam…, selamat datang wahai saudariku…” “Terimakasih, apakah ini syurga?” Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan wahai saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum surga.” “Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini…” Wanita itu tersenyum lagi kemudian bertanya, “Amalan apa yang bisa membuatmu kembali wahai sudariku?” “Aku selalu menjaga shalat, dan aku menambah dengan ibadah-ibadah sunnah. Alhamdulillah.”

Tiba-tiba jauh diujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka, dan ia melihat beberapa wanita yang di taman tadi mulai memasukinya satu per satu. “Ayo, kita ikuti mereka!” Kata wanita itu sambil setengah berlari. “Apa di balik pintu itu?” “Tentu saja surga wahai saudariku…” Larinya semakin cepat. “Tunggu… tunggu aku…” Ia berlari sekancang-kencangnya, namun tetap tertinggal. Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Namun ia tetap saja tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari sekuat tenaga.

Ia lalu berteriak, “Amalan apa yang engkau lakukan sehingga engkau tampak begitu ringan?” “Sama denganmu wahai saudariku…” Jawab wanita itu sambil tersenyum. Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu, “Amalan apalagi yang engkau lakukan yang tidak aku lakukan?” Wanita itu menatapnya dan tersenyum lalu berkata, “Apakah engkau tidak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?”

Ia sudah kehabisan nafas, tak mampu lagi menjawab, “Apakah engkau mengira bahwa Rabbmu akan mengizinkanmu masuk ke surga-Nya tanpa jilbab penutup aurat?” Kata wanita itu. Tubuh wanita itu telah melewati, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar memandangnya dan berkata, “Sungguh disayangkan, amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”

Ia tertegun… lalu terbangun… beristighfar lalu mengambil wudhu. Ia tunaikan shalat Malam, menangis dan menyesali perkataannya dahulu.

Dan sekarang ia berjanji sejak saat ini ia akan MENUTUP AURATNYA.

Allah SWT Berfirman “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, ‘hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al- Ahzab: 59)

Berjilbab adalah perintah langsung dari ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala, lewat utusan-Nya yakni baginda Nabi Besar Muhammad Rasulullah Saw. Yang namanya perintah dari ALLAH adalah wajib bagi seorang hamba untuk mematuhi-Nya. Dan apabila dilanggar, ini jelas ia telah berdosa.

Semoga cerita di atas mengilhami bagi wanita yang belum berhijab. Karna berhijab bukan sekedar menjadi identitas seorang musimah saja tapi ini adalah kewajiban yang harus di kerjakan. Semoga bermanfaat.